Gaddeta.id — Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle), Ahmad Rizali mengingatkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek, Nadiem Makarim agar tidak menyebarkan adegan seksualitas di lingkungan sekolah.
Dalam program Sastra Masuk Kurikulum, yang menjadi pendukung Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, banyak karya sastra beradegan cabul dan vulgar direkomendasikan secara resmi menjadi bacaan anak-anak di sekolah.
“Adegan cabul yang mengumbar narasi seksualitas dan persenggamaan sangat tidak layak masuk kurikulum pendidikan nasional. Nadiem harus menghentikan kecerobohan ini. Pemerintah harus menjaga keadaban manusia melalui pendidikan kemanusiaan yang adil dan beradab,” tegas Ahmad Rizali dalam rilis yang diterima Gaddeta.id, Selasa 4 Juni 2024.
Dalam Program Sastra Masuk Kurikulum, Kemdikbud Ristek membuat rekomendasi sejumlah karya sastra sebagai bacaan guru dan anak-anak sekolah. Konyolnya banyak karya sastra murahan yang mengumbar adegan seksualitas dan persenggamaan dimasukkan secara resmi sebagai bahan bacaan yang direkomendasikan.
Salah satu contohnya adalah cerpen berjudul “ Rumah Kawin” yang ditulis Zen Hae. Cerpen ini diterbitkan tahun 2004.
Di halaman 48 cerpen tersebut berbunyi, “Batang “zak…” Mamat Jago yang serupa ikan “….” terasa menekan “selang….” Sarti.”
Halaman 47 “ Tangannya terus meremasi “pan…” Sarti dan menyorongkan mulut monyongnya….ke….”
Halaman 58 “ Ia membaringkan Sarti di ranjang” dan seterusnya menggambarkan aktivitas seksualitas.
Ditegaskan Ahmad, panduan yang dibuat Kemdikbud Ristek dalam Program Sastra Masuk Kurikulum termasuk dalam kategori pelanggaran norma kesusilaan karena telah mengumbar persenggamaan melalui tulisan.